Analisagempa pada bangunan tinggi perlu dilakukan karena pertimbangan keamanan struktur dan kenyamanan penghuni bangunan. Beban gempa akan menimbulkan simpangan (drift) yang perlu dikontrol. Konsep dasar bangunan tahan gempa secara umum adalah sebagai berikut: 1. Bangunan tidak boleh rusak komponen struktural maupun nonstruktural ketika
Gempayang besar, sudah mengakibatkan kerusakan pada struktur, tapi strukturnya masih tetap berdiri dan tidak roboh. Itulah pentingnya perencanaan bangunan tahan gempa, agar bangunan yang kita tempati aman, stabil, dan tidak mudah roboh saat terjadi gempa. Berikut ini ada prinsip-prinsip yang dipakai dalam perencanaan bangunan tahan
Untukmeminimalkan korban jiwa akibat tertimpa runtuhan bangunan saat gempa adalah dengan melakukan analisis respon struktur bangunan saat bangunan diguncang gempa, yang mana hal tersebut diatur dalam SNI 1726 – 2012 yang menjelaskan syarat – syarat dan batasan – batasan pada bangunan saat terjadi gempa bumi.
AnalisisStruktur Bangunan Tahan Gempa Zona 6 Dengan Perkuatan X-Bracing Frame. Studi Kasus Rencana Struktur Baja Bangunan Perkantoran 5 Lantai . Tersimpan di: Main Author: Handoyo, Toto: Format: Thesis NonPeerReviewed Book: Bahasa: eng: Terbitan: , 2010: Subjects: TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Dataperencanaan, dalam tahap ini terdiri dari deskripsi umum bangunan, denah dan sistem struktur bangunan, wilayah gempa dimana bangunan berada, data pembebanan, data tanah, mutu bahan yang digunakan, metode analisis dan desain struktur, standar dan referensi yang dipakai dalam perencanaan. 2. Preliminary Design
vCFvk6. Buku ini merupakan rangkaian materi yang telah dan akan digunakan sebagai bahan dalam perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember khususnya bagi yang menempuh mata kuliah Rekayasa Gempa dan Dinamika Struktur. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free... Gempa bumi yang terjadi di Indonesia dan di dunia telah menyebabkan jutaan korban jiwa, keruntuhan dan kerusakan ribuan infrastruktur serta bangunan, dan dana trilyunan rupiah untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, 2010. Untuk meminimalkan akibat yang ditimbulkan oleh gempa dapat berupa 1 penyediaan peralatan keadaan darurat emergency, 2 tempat tinggal atau bangunan yang tahan gempa, dan 3 prediksi terhadap gempa Krisnamurti, 2009. ... Parmo ParmoRepairing the Strength and Ductility of Reinforced Concrete Column That Got Earthquake using Glass Fiber Reinforced Polymer. This study aims to identify the additional strength and ductility of reinforced concrete columns after being retro- fitted using glass fiber reinforced polymer GFRP and got the brunt of the earthquake. This study uses two objects tested columns, which are being tested for three times. Each column size is 350 x 350 x 1100 mm with f'c = MPa and fy = MPa. The testing is performed by giving a constant axial load of 748 kN and cyclic lateral load using control displacement method in order to simulate the brunt of earthquake. The results show an increase in lateral capacity of column by Retrofitting the column with GFRP has a ductile property, which is shown by the increase of the displacement ductility by and curvature ductility by Gempa bumi yang terjadi di Indonesia dan di dunia telah menyebabkan jutaan korban jiwa, keruntuhan dan kerusakan ribuan infrastruktur serta bangunan, dan dana trilyunan rupiah untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, 2010. Untuk meminimalkan akibat yang ditimbulkan oleh gempa dapat berupa 1 penyediaan peralatan keadaan darurat emergency, 2 tempat tinggal atau bangunan yang tahan gempa, dan 3 prediksi terhadap gempa Krisnamurti, 2009. ...Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan kekuatan dan daktilitas kolom beton bertulang setelah diretrofit menggunakan glass fiber reinforced polymer GFRP dan mendapat beban gempa. Penelitian ini menggunakan benda uji dua buah kolom dengan tiga kali pengujian. Masing-masing ukuran kolom 350 x 350 x 1100 mm dengan f’c = 20,34 MPa dan fy = 549,94 MPa. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban aksial konstan 748 kN dan beban lateral siklik yang menggunakan metode displacemet control untuk mensimulasikan beban gempa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kapasitas lateral pada kolom sebesar 43,96%. Retrofit kolom dengan GFRP bersifat daktail yang ditunjukkan dengan meningkatnya daktilitas perpindahan sebesar 129,14% dan daktilitas kurvatur sebesar 118,27%.... Gempa bumi yang terjadi di Indonesia dan di dunia telah menyebabkan jutaan korban jiwa, keruntuhan dan kerusakan ribuan infrastruktur serta bangunan, dan dana trilyunan rupiah untuk rehabilitasi dan rekonstruksi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia, 2010. Untuk meminimalkan akibat yang ditimbulkan oleh gempa dapat berupa 1 penyediaan peralatan keadaan darurat emergency, 2 tempat tinggal atau bangunan yang tahan gempa, dan 3 prediksi terhadap gempa Krisnamurti, 2009. ...Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan kekuatan dan daktilitas kolom beton bertulang setelah diretrofit menggunakan glass fiber reinforced polymer GFRP dan mendapat beban gempa. Penelitian ini menggunakan benda uji dua buah kolom dengan tiga kali pengujian. Masing-masing ukuran kolom 350 x 350 x 1100 mm dengan f’c = 20,34 MPa dan fy = 549,94 MPa. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban aksial konstan 748 kN dan beban lateral siklik yang menggunakan metode displacemet control untuk mensimulasikan beban gempa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kapasitas lateral pada kolom sebesar 43,96%. Retrofit kolom dengan GFRP bersifat daktail yang ditunjukkan dengan meningkatnya daktilitas perpindahan sebesar 129,14% dan daktilitas kurvatur sebesar 118,27%.... Each column size is 350 x 350 x 1100 mm with f'c = 20. 34 Krisnamurti, 2009. ...The city development in Indonesia is more oriented to the overground space and this is because the urban population has increased significantly and it is incomparable with the land available in the cities. The number of high-rise buildings and skyscrapers also marks this phenomenon. However, high-rise buildings and skyscrapers have the potential to be vulnerable to the earthquake hazard in Indonesia particularly those located at the high risk seismic regions. In the design of seismic resistant buildings, there are two important aspects required to be considered, namely strength and ductility. The deformation capability and better innovative reinforcement connection become primary consideration in the design of seismic resistant structures. From the tensile tests of reinforcing steel bars with clamps, it is shown that D13 bars has the yield and ultimate tensile strengths of and MPa, respectively, with the maximum load of 4,757 kg and the maximum elongation of 40%. As for the D16 bars, the yield and ultimate tensile strengths of and 327 605 MPa, respectively, with the maximum load of 6,717 kg and the elongation of 32%. In the study, two pieces of steel clamps were tested, it is found that to obtain better results there is a need to increase the number and improve the quality of material of the steel Wahyu AnggraeniErno Widayanto Dwi NurtantoMost of Indonesia area is an earthquake- prone region. This is caused by the confluence of three major plates world that are subduction. Indo-Australian Plate colliding with the Eurasian plate off the coast of Sumatra, Java and Nusa Tenggara, while the Pacific plate in northern Guinea and North Maluku. In the vicinity of the meeting location this plate collision energy accumulated in the form of earthquake. The quake destroyed much of the multi-storey buildings that do not have adequate strength. Therefore , the higher the building, the greater the effects of the earthquake were received by the building. One way to acquire resistance to earthquake response was to add rigidity to a building. How to obtain the stiffness of a building is to install bracing for high-rise buildings. The purpose of this analysis was conducted to determine usage behavior particularly bracing displacement. The Results of this analysis showed a reduction in horizontal deviation of the building due to the addition of frame bracing. The difference in the percentage of horizontal deviation without bresing building and building using bresing X is While the difference in the percentage of horizontal deviation without order bresing building and building using bresing V is pushover analysis , bracing, displacement,earthquake AbstrakSebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah rawan gempa. Hal ini disebabkan oleh pertemuan tiga lempeng utama dunia yang bersifat subdaksi. Lempeng Indo- Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan lempeng Pasific di utara Irian dan Maluku Utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sehingga lepas berupa gempa bumi. Gempa banyak menghancurkan bangunan- bangunan bertingkat yang tidak mempunyai kekuatan yang memadai. Oleh karena itu, semakin tinggi bangunan maka semakin besar pula efek gempa yang diterima oleh bangunan tersebut. Salah satu cara untuk memperoleh ketahanan terhadap respon gempa adalah menambah kekakuan pada suatu bangunan. Cara memperoleh kekakuan suatu bangunan adalah dengan memasang pengekang bracing untuk bangunan tinggi. Tujuan dari analisa ini dilakukan untuk mengetahui perilaku pemakaian bracing khususnya displacement. Hasil dari analisa ini menunjukkan terjadinya pengurangan simpangan horizontal gedung karena adanya penambahan rangka bracing. Selisih presentase simpangan horizontal gedung tanpa bresing dan gedung dengan menggunakan bresing X adalah 82,519%. Sedangkan selisih presentase simpangan horizontal gedung tanpa rangka bresing dan gedung dengan menggunakan bresing V adalah 64,904%.Kata kunci analisa pushover , bracing, displacement, gempa Tavio TavioPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan kekuatan dan daktilitas kolom beton bertulang setelah diretrofit menggunakan glass fiber reinforced polymer GFRP dan mendapat beban gempa. Penelitian ini menggunakan benda uji dua buah kolom dengan tiga kali pengujian. Masing-masing ukuran kolom 350 x 350 x 1100 mm dengan f’c = 20,34 MPa dan fy = 549,94 MPa. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban aksial konstan 748 kN dan beban lateral siklik yang menggunakan metode displacemet control untuk mensimulasikan beban gempa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kapasitas lateral pada kolom sebesar 43,96%. Retrofit kolom dengan GFRP bersifat daktail yang ditunjukkan dengan meningkatnya daktilitas perpindahan sebesar 129,14% dan daktilitas kurvatur sebesar 118,27%.ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.
Gempa bumi menyebabkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Kota Ternate tercatat telah terjadi gempa bumi yang belum lama terjadi, yaitu pada 15 November 2014 berkekuatan 7,3 skala richter SR, pada 25 Januari 2015 berkekuatan 5,4 SR, pada 8 Juni 2016 berkekuatan 6,6 SR dan masih banyak lagi gempa yang telah terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur analisis pushover untuk mengevaluasi kinerja struktur gedung dan untuk mengetahui pola keruntuhan struktur gedung. Penelitian ini menggunakan metode Static Pushover Analysis menggunakan aturan FEMA356 2000. Penelitian menunjukan bahwa ada beberapa kesimpulan. Pertama, perpindahan hasil pushover maksimum max arah XZ = 52,046 mm > target perpindahan t = 42,874 mm. Kedua, max arah YZ = 10,693 mm t, karena skema distribusi sendi-plastis tidak memperlihatkan komponen struktur melewati Immediate Occupany IO, tapi ada kemungkinan terjadi balok kuat- kolom lemah apabila diperbesar step pembebanan, hal ini ditandai dengan adanya beberapa kolom yang duluan mencapai kinerja IO sebelum balok. Keempat, Kinerja komponen struktur arah YZ masih dalam keadaan aman karena max target perpindahan t = 42,874 mm. Kedua, max arah YZ = 10,693 mm t, karena skema distribusi sendi-plastis tidak mempe rlihatka n komponen struktur melewati Immediate Occupany IO, tapi ada kemungkinan terjadi balok kuat-kolom lemah apabila diperbesar step pembebanan, hal ini ditandai dengan adanya beberapa kolom yang duluan mencapai kinerja IO sebelum balok. Keempat, Kinerja komponen struktur arah YZ masih dalam keadaan aman kare na max 0,8 Vstatik FX = 3470256,57 > 3470183,4 FY = 3470307,63 > 3470183,4 b. Kontrol Partisipasi Massa Persyaratan partisipasi massa > 90% Hasil partisipasi massa > 90% c. Kontrol perioda Fundamental Struktur T Persyaratan Tci 42,874 mm t. Distribusi sendi plastis yang terjadi pada step-10 dan step-11 memperlihatkan tidak ada komponen struktur yang melewati batas kinerja Immediate Occupany IO sehingga dapat dikatakan kinerja komponen struktur masih dalam keadaan aman. Tapi ada komponen struktur kolom yang memperlihatkan telah sampai kinerja Immediate Occupany IO, sementara ada beberapa komponen struktur balok yang belum melewati batas kinerja Immediate Occupany IO sehingga ada kemungkinan terjadi kolom lemah-balok kuat. Seminar Nasional Keteknikan SINTEK 2018 TS - 86 Sendi Plastis Arah X Distribusi sendi plastis arah YZ ditampilkan pada Gambar 15 dari 8 s/d 11, karena dari tahap 8 mulai terjadi level kinerja Immediate Occupany IO. Gambar 15. Mekanisme keruntuhan arah YZ Target perpindahan t struktur untuk pembebanan arah-YZ gedung adalah 42,874 mm berada Diatas step-11, sehingga evaluasi komponen struktur tidak dilakukan karena displacement step-11 yang terjadi 10,692687 mm 42,874 mm. 2. Perpindahan hasil pushover maksimum δt max arah YZ yaitu pada step 11 lebih kecil dari target perpindahan δt, dengan angka 10,692687 mm δt, karena pada skema distribusi sendi plastis tidak memperlihatkan komponen struktur yang melewati Immediate Occupany IO, tapi ada kemungkinan terjadi balok kuat kolom lemah apabila diperbesar step pembebanan, hal ini ditandai dengan ada beberapa kolom yang duluan mencapai kinerja Immediate Occupany IO sebelum balok. 4. Kinerja komponen struktur arah YZ masih dalam keadaan aman karena δt max < δt dan skema distribusi sendi plastis tidak memperlihatkan komponen struktur yang melewati kinerja Immediate Occupany IO B. Saran Untuk menyempurnakan penelitian ini kedepannya perlu adanya saran sebagai berikut 1. Analisis pushover perlu dicoba dengan menggunakan referensi ATC-40 untuk membandingkan dengan FEMA 356. 2. Membandingkan hasil evaluasi kinerja gempa struktur metode distribusi statik ekuivalen dengan metode analisis respon riwayat waktu. 3. Analisis pushover perlu dicoba pada gedung-gedung tinggi lainya untuk mendalami perilaku seismik gedung bertingkat banyak. DAFTAR PUSTAKA Afandi, Nur Rachmad., 2010, Evaluasi Kinerja Seismik Struktur Beton Dengan Analisa Pushover Menggunakan Program SAP2000, Laporan Tugas Akhir, Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Anonimus, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, Yayasan LPMB, Bandung. Anonimus, 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 17262012, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Anonimus, 2013, Beban Minimum Untuk Perancangan Bagunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 17272013, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Anonimus, 2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI 28472013, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. ASCE, 2000, FEMA 356 - Prestandard And Commentary For The Seismic Rehabilitation Of Building, Federal Emergency Management Agency, Washington, Nurdianti, Ulfa., 2013, Studi Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis Pada Tanah Medium, Laporan Tugas Akhir, Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pranata, Yosafat Aji., 2006, “Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa dengan Pushover Analysis Sesuai ATC-40, FEMA 356, dan FEMA 440”, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1, Januari 2006. Seminar Nasional Keteknikan SINTEK 2018 TS - 87 Satyarno, Iman. dkk. 2012, Belajar SAP2000 Analisis Gempa, Zamil Publishing, Yogyakarta. Setiawan, Agus. 2016, Perancangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 28472013, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sultan, Mufti Amir., 2016, “Evaluasi Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Dengan Analisa Pushover”, Jurnal Sipil Sains, Vol. 6, No. 11, Maret 2016. Sumarwan., 2010, Evaluasi Kinerja Struktur Beton Tahan Gempa Dengan Analisis Pushover Menggunakan Software SAP2000, Laporan Tugas Akhir, Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tavio. dan Usman, Wijaya. 2018, Desain Rekayasa Gempa Berbasis Kinerja Performance Based Design, Edisi 2, Penerbit Andi, Yogyakarta. Titono, Michael., 2010, Analisa Ketahanan Gempa Dalam Rangka Konservasi Bangunan Bersejarah, Studi Kasus Gedung X, Laporan Tugas Akhir, Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok. Yosafat Aji PranataSeismic resistant building design in Indonesia become very important since most territories are classified in moderate and high seismic zone. Therefore three open frame buildings with special and intermediate moment resisting frame systems, ten-stories, regular reinforced concrete buildings, are studied and designed in according to SNI 1726 2002 and SNI 03-2847 2002. The seismic performances of these buildings are evaluated using Static Nonlinear Pushover Analysis by ETABS. The target displacement from performance evaluation using ATC-40 for building type I m, building type II m and building type III m ; from FEMA 356 building type I m, buildings type II m and building type III m; from FEMA 440 building type I m, building type II m and building type III m. Target displacements from SNI 1726-2002 are similar for each buildings at Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, Yayasan LPMBAnonimusAnonimus, 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, Yayasan LPMB, Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non GedungAnonimusAnonimus, 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 17262012, Badan Standardisasi Nasional, Minimum Untuk Perancangan Bagunan Gedung dan Struktur LainAnonimusAnonimus, 2013, Beban Minimum Untuk Perancangan Bagunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 17272013, Badan Standardisasi Nasional, Beton Struktural Untuk Bangunan GedungAnonimusAnonimus, 2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI 28472013, Badan Standardisasi Nasional, 356 -Prestandard And Commentary For The Seismic Rehabilitation Of BuildingD C WashingtonUlfa NurdiantiASCE, 2000, FEMA 356 -Prestandard And Commentary For The Seismic Rehabilitation Of Building, Federal Emergency Management Agency, Washington, Nurdianti, Ulfa., 2013, Studi Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis Pada Tanah Medium, Laporan Tugas Akhir, Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Dengan Analisa PushoverMufti SultanAmirSultan, Mufti Amir., 2016, "Evaluasi Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Dengan Analisa Pushover", Jurnal Sipil Sains, Vol. 6, No. 11, Maret Rekayasa Gempa Berbasis Kinerja Performance Based DesignTavioWijaya Dan UsmanTavio. dan Usman, Wijaya. 2018, Desain Rekayasa Gempa Berbasis Kinerja Performance Based Design, Edisi 2, Penerbit Andi, Ketahanan Gempa Dalam Rangka Konservasi Bangunan BersejarahMichael TitonoTitono, Michael., 2010, Analisa Ketahanan Gempa Dalam Rangka Konservasi Bangunan Bersejarah, Studi Kasus Gedung X, Laporan Tugas Akhir, Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok.
analisis struktur bangunan tahan gempa