Sutan Takdir Alisjahbana (STA), (11 Februari 1908 - 17 Juli 1994) adalah seorang budayawan, sastrawan dan ahli tata bahasa Indonesia. Ia juga salah satu seorang pendiri Universitas Nasional, Jakarta . Puisi "Menghadapi Maut" karya Sutan Takdir Alisjahbana menggambarkan pengalaman manusia yang menghadapi kematian dalam suasana perang. Menghadapi Maut. Kulihat, Kurasakan: Peluru mendesing menembus kening, Pedang bersinau memenggal leher, dan Tergulinglah jasad di tanah: Darah mengalir merah panas. Sekejap pendek: Kaki melejang-lejang, Urat Puisi Dalam Gelombang Sutan Takdir Alisjahbana ๏ปฟPuisi Dalam Gelombang Sutan Takdir Alisjahbana: Alun bergulung naik meninggi, Turun melembah jauh ke bawah, Selasa, 29 September 2020 07:05 WIB. Penulis: iam | Editor: abduh imanulhaq. lihat foto. David Sandford via Amusing Planet. Puisi "Seindah Ini" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah ungkapan keintiman dan keterhubungan manusia dengan Tuhan, alam, serta diri sendiri. Puisi ini menggambarkan kedalaman rasa, kekuatan emosional, dan terima kasih terhadap realitas hidup yang indah dan kompleks. Karya Sutan Takdir Alisjahbana yang berupa novel, antara lain Tak Putus Dirundung Malang (Balai Pustaka, 1929) dan Layar Terkembang. Dia juga menulis puisi, antara lain Tebaran Mega (kumpulan puisi) dan esai sastra, antara lain Kebangkitan Puisi Baru Indonesia. 1iWkeT.

sutan takdir alisjahbana puisi