4 Media tanam yang digunakan mengandung bahan organik, gembur dan tidak mudah tergenang air. Cara Menanam Selada 1. Pemilihan Benih. Benih sangat mempengaruhi kualitas selada, semakin benih berkualitas maka semakin besar pula kemungkinan hasil panen akan melimpah. Jika benih tidak berkualitas maka kemungkinan besar benih tidak bisa tumbuh.
SayuranSelada atau dalam bahasa latin Lactuca sativa yang sering di jadikan salad adalah tumbuhan sayur dan biasanya oleh para petani sering ditanam di daerah yang mempunyai iklim sedang, akan tetapi juga bisa tumbuh pada daerah beriklim tropis.Produksi selada dunia diperkirakan sekitar 3 juta ton,yang ditanam pada lebih dari 300.000 ha lahan ().
Biasanyasetelah 25 - 30 hari setelah pindah tanam, selada siap dipanen. Pada saat praktek menanam selada menghabiskan air nutrisi sekitar 80 ltr untuk 156 lubang tanam terdiri dari 6 batang pipa 2.5". Setiap lubang tanam diisi 2 bibit selada. Kalau dikalkulasi secara ekonomi untuk di Bontang, Biaya untuk buat Rak :
Sabutdiambil dari bagian kulit kelapa yang sudah tua. Cara membuat media tanam organik. Berikut ini cara-cara membuat media tanam polybag atau pot dengan menggunakan bahan baku yang telah diterangkan di atas. Untuk membuat media tanam yang baik diperlukan unsur tanah, bahan pengikat atau penyimpan air dan penyedia unsur hara.
11Cara Budidaya Selada Agar Subur. By Kakakid Posted on May 16, 2022. BungaBunga.Co.Id - Selada (Lactuca sativa) adalah tanaman aquatik atau semi-akuatik yang berasal dari sebuah lembah di bagian timur Mediterania. Selada adalah salah satu sayuran yang dikonsumsi manusia tertua dan telah menyebar ke seluruh dunia, terutama di daerah beriklim
aTqqEg. Selada air merupakan tumbuhan aquatik yang mempunyai siklus pertumbuhan yang cepat. Ciri dari selada air ini adalah berdaun lonjong dan berwarna hijau menyala dan mempunyai bentuk bunga yang kecil dan berwarna selada air biasa dilakukan dengan 2 cara yaitu bijiPenanaman dengan biji caranya adalah dengan melakukan pembenihan terlebih dahulu sampai tinggi bibit 6 – 8 cm, baru setelah itu dipindahkan ke Penanaman stekMenggunakan tanaman selada air sepanjang 15 – 20 cm dengan jarak tanam pada teras adalah 15 cm x 15 cm. Tindall, 1983Proses Pertumbuhan pada Selada Air Tahap Awal PertumbuhanSaat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung yang dipakai untuk adalah munculnya plantula tanaman kecil dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi bagian bagian batang, sedangkan radikula menjadi Pertumbuhan PrimerSetelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan primer pada akarAkar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan sebagai Tudung akar kaliptraTudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan MeristemMeristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa mengadakan pembelahan secara mitosis. Meristem ini terletak di belakang tudung akar. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sel-sel me-ristem primer dari perkembangan sel-sel meristem Daerah pemanjangan selDaerah pemanjangan sel terletak di belakang daerah meristem. Sel-sel hasil pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang pada daerah ini. Aktivitas pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan memanjang dari sel mengakibatkan pembelahan sel di daerah ini menjadi lebih lambat dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang Daerah diferensiasiPada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas membentuk jaringan Pertumbuhan Primer pada BatangPertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan titik tumbuh, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil primordia memiliki jarak sangat pendek karena jarak internodus antarruas sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam Pertumbuhan SekunderSetelah meristem primer membentuk jaringan permanen, kemudian meristem sekunder mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau Lingkaran tahun pada batang dikotilUntuk masa panen tanaman selada sekitar 2-3 bulan, cara pemanenan selada ada yang dipotong pada pangkal batang atau dicabut hingga akar.
em>Nasturtium adalah tumbuhan dari famili Cruciferae Brassicaceae . Tumbuhan ini sebenarnya bukan tumbuhan asli Indonesia dan merupakan salah satu sayuran musim dingin. Selada air Nasturtium sp. adalah tumbuhan invasif yang sering digunakan sebagai sayuran atau salad. Selada air memiliki banyak sekali kandungan nutrisi dan senyawa yang berkhasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dengan metode purposive random sampling . Karakter morfologi yang diamati meliputi karakter morfologi secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol 1, No 2 2018, 66-73 DOI. Copyright c 2018 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 67 Karakterisasi Morfologi Selada Air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang Lilis Sa’adah Prodi Gizi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, UIN Walisongo Semarang Email li25saadah Abstrak Nasturtium adalah tumbuhan dari famili Cruciferae Brassicaceae. Tumbuhan ini sebenarnya bukan tumbuhan asli Indonesia dan merupakan salah satu sayuran musim dingin. Selada air Nasturtium sp. adalah tumbuhan invasif yang sering digunakan sebagai sayuran atau salad. Selada air memiliki banyak sekali kandungan nutrisi dan senyawa yang berkhasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dengan metode purposive random sampling. Karakter morfologi yang diamati meliputi karakter morfologi secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. Kata kunci Morfologi, selada air, Nasturtium officinale W. T. Aiton Pendahuluan Karakter morfologi merupakan ciri yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan tumbuhan. Karakter morfologi pada Pteridophyta dan Spermatopyhta yang dapat diamati adalah semua organ tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji beserta bagian-bagian dan bentuk-bentuknya, sedangkan dalam penelitian ini yang akan dikarakterisasi hanya organ daun, batang, dan akar. Selada air watercress termasuk ke dalam genus Nasturtium. Watercress tumbuh dengan baik di tempat yang beriklim dingin di aliran air yang tenang dan bersih Stephens, 2012. Bangsa Brassicaceae sering disebut juga sebagai bangsa mustard karena dapat menghasilkan minyak mustard. Mustard memiliki 4 petal yang tersusun seperti huruf X atau H. Petalnya mungkin terpisah dengan dalam yang membuatnya muncul seperti 8 petal. Kulit biji mustard mempunyai banyak bentuk dan ukuran, tetapi selalu berbentuk tandan pada tangkai tangkai bunga yang terkadang terlihat seperti tangga spiral. Mustard mempunyai 4 sepal, 4 petal, dan 6 stamen 2 pendek, 4 panjang. Ovari terletak superior dan terdiri atas gabungan dari dua karpel bicarpellate membentuk satu ruang tunggal. Buahnya matang seperti siliqua, artinya sebuah kulit yang berada di dinding luar jatuh meninggalkan bagian dalam yang murni secara sempurna. Genus yang ditemukan di dunia ada 375 genus dan 3200 spesies, sekitar 55 genus ditemukan di Amerika Utara Thomas J., 2010. N. officinale R. Br. bisa keliru dianggap sebagai Western bittercress Cardamine occidentalis yang cenderung tumbuh di tanah yang basah dari pada di air, tangkai bunganya lebih panjang, daun muda lebih berombak dan lebih besar, dan buah yang lebih besar. N. officinale R. Br. juga bisa dibingungkan dengan Amoracia latuscris atau spesies Nasturtium dan Rorippa yang lain, termasuk N. microphyllum Boenn. Rchb. yang hanya mempunyai satu deret biji dalam kulitnya Barker, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi karakter morfologi selada air Nasturtium sp. diKabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Lilis Sa’adah 68 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Metode Populasi dalam penelitian ini adalah populasi selada air Nasturtium spp. yang berada di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang dengan menggunakan metode purposive random sampling, yaitu pengambilan sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan dari sampling ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya contructions, jadi tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya akan dikembangkan ke dalam generalisasi Moleong, 2013. Lokasi pengambilan sampel adalah lahan persawahan di samping sungai yang lebarnya ± 3 m pada ketinggian 4220 mdpl dan suhu air antara 22º C - 23º C. Sampel diambil secara acak sebanyak 25 sampel kemudian dipilih lagi 10 sampel secara acak. Area persawahannya berada ditepi sungai dengan aliran air yang pelan sampai agak deras, tanah berlumpur dengan kedalaman mencapai 40 cm. Sampel diambil di 6 titik secara acak. Sampel A-1, A-2, A-3, dan A-4 diambil dari titik pertama yang berada agak jauh dari sungai yaitu pada petak sawah ketiga dari sungai. Satu petak sawah ± 5 m x 5 m. Airnya jernih dan mengalir pelan, seluruh sawah tergenang air yang merendam akar dan sebagian batang tanaman. Umur selada air pada titik ini telah mencapai sekitar 50 hari sehingga siap dipanen 10 hari lagi karena pada saat sampling dilakukan curah hujan cukup tinggi. Sampel diambil secara acak pada tepi sawah. Sampel A-5, A-6, A-7, dan A-8 diambil di titik kedua, yaitu di tanah basah di antara petakan sawah kedua dari sungai. Tanaman tidak terendam air, tetapi tumbuh liar di pematang sawah. Umur tanaman pada titik ini sama dengan umur tanaman pada titik pertama, tetapi biasanya petani tidak menghiraukan tanaman yang tumbuh di pematang sawah karena batangnya cenderung keras, pendek, dan daunnya kecil sehingga kurang enak untuk dikonsumsi. Sampel A-9, A-10, A-11, dan A-12 diambil di titik ketiga, yaitu petak sawah kedua dari sungai. Airnya jernih dan alirannya agak deras. Sampel diambil secara acak 1 m dari tepi sawah. Sampel A-13, A-14, A-15, dan A-16 diambil di titik keempat, yaitu petak sawah yang berada tepat di tepi sungai. Airnya jernih dan mengalir dengan tenang. Umur tanaman pada titik ketiga dan keempat sama dengan umur tanaman pada titik pertama dan kedua. Sampel diambil dari bagian tepi sawah. Sampel A-17, A-18, A-19, dan A-20 diambil di titik kelima yang berada agak jauh dari sungai, dekat dengan aliran air irigasi. Airnya jernih dan mengalir pelan pada bagian tepinya, sedangkan bagian tengahnya mengalir sangat tenang. Tanaman pada titik ini siap dipanen ± 1 minggu lagi. Sampel diambil pada bagian tepi sawah. Titik terakhir adalah titik pengambilan sampel A-21, A-22, A-23, A-24, dan A-25. Titik ini berada 1 petak di atas titik kelima. Aliran airnya agak deras pada bagian tepi dan tenang pada bagian tengahnya. Tanaman siap dipanen 1 minggu lagi dan sampel diambil pada bagian tepi sawah. Setelah diperoleh 25 sampel kemudian diambil lagi 10 sampel secara acak, dari masing-masing titik sampling maksimal diambil 2 sampel. Sampel yang diperoleh adalah A-1, A-2, A-6, A-7, A-9, A-14, A-16, A-18, A-20, dan A-25. Sampel yang telah diambil kemudian dikarakterisasi morfologi-nya. Karakteristik morfologi yang diteliti merujuk pada karakter morfologi Tjitrosoepomo 2007, meliputi warna daun, tipe bangun daun, tipe tepi daun, tipe ujung daun, tipe pangkal daun, tipe pertulangan daun, tekstur permukaan daun, tipe daun, tipe daging daun, panjang daun, lebar daun, jumlah anak daun dalam satu tangkai, panjang batang, jenis batang, Bentuk batang, warna batang, jenis percabangan, tipe permukaan batang, tekstur batang, tipe akar, bentuk akar, serta karakter tambahan lainnya, yaitu ada tidaknya antosianin pada pengamatan mata telanjang dan ada tidakya akar di nodus batang. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air dari Desa Deles, Kecamatan Bawang Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. N. Officinale R. Br. berdaun majemuk dengan banyak daun muda yang bertepi berombak, oval, atau berbentuk tombak yang tumbuh dari tangkai Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 69 pusat. Panjang daunnya antara 4-12 cm pada tipe daun muda yang terlebar, batangnya antara 10-60 cm dan pada bagian bawahnya terdapat akar serabut yang tipis. Bunganya berukuran 3-5 mm terdapat di ujung batang dan tangkai yang pendek dengan 4 mahkota yang berwarna putih. Panjang buahnya antara 10-25 mm dan lebarnya 2 mm yang terletak pada tangkai yang panjangnya 8-12 mm. Buahnya tipis, silinder agak melengkung dan terdiri atas 4 deret biji bulat yang kecil Barker, 2009 Herba ini digunakan untuk mengobati bronkitis, diuresis, sebagai anti-ulcerogenik, obat kudis, tuberkulosis, influenza, asma, suplemen makanan dan juga antimikrobia dan antikarsinogenik Hoseini, dkk, 2009. Penelitian Ellis 2011 menunjukkan bahwa ekstrak daun selada air memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan dapat menghambat oksidasi lemak/minyak. Karakter morfologi selada air di Kabupaten Batang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Karakter kuantitatif morfologi daun Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Tabel 2. Karakter kualitatif morfologi daun Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Lilis Sa’adah 70 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Tabel 3. Karakter kuantitatif morfologi batang Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Tabel 4. Karakter kualitatif morfologi batang Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 71 Tabel 5. Karakter kualitatif morfologi akar Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Sampel diambil dari petak-petak sawah dan lahan basah di antara petakan sawah secara acak. Umur selada air pada lokasi pengambilan berbeda-beda, tetapi yang diambil sebagai sampel adalah yang sudah siap panen atau kurang sedikit. Petani selada air setempat menyebutkan bahwa umur selada air yang siap panen umumnya adalah 2 bulan ketika curah hujan tinggi, sedangkan ketika curah hujan sudah menurun atau mendekati musim kemarau dapat dipanen setelah 40 hari. Selada air yang ditanam ketika curah hujan tinggi batangnya lebih pendek dan daunnya juga lebih kecil daripada yang ditaman ketika curah hujan rendah, selain itu ketika curah hujan tinggi selada air lebih rentan terserang penyakit dan terseret arus sungai yang meluap atau arus yang terlalu deras sehingga petani gagal panen. Daun folium Organ pembuat makanan ini berbentuk pipih lebar, agar dapat melaksanakan tugas utamanya yaitu fotosintesis dengan maksimal. Daun yang diukur adalah anak daun paling ujung yang merupakan daun terbesar, pengulangan dilakukan sebanyak 3x untuk mendapatkan nilai rata-rata. Rata-rata panjang daun adalah berkisar antara 2,3 – 4,0 cm. Rata-rata lebar daun yang diperoleh berkisar antara 2,2 – 3,8 cm. Selada air yang sedang tumbuh saat itu berdasarkan penuturan petani setempat termasuk kurang baik karena sampling dilakukan pada saat curah hujan cukup tinggi sehingga selada air tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Hal tersebut dapat disebabkan pada saat curah hujan tinggi aliran air menjadi lebih deras, sedangkan selada air kurang toleran terhadap air yang diam atau yang terlalu deras Barker, 2009. Karakter kualitatif semua sampel hampir sama. Hanya ada sedikit perbedaan pada ujung daun yang memiliki bentuk agak membelah-membulat. Bangun daunnya agak membulat-membulat karena tidak semua sampel memiliki panjang dan lebar daun yang sama. Bangun daun dikatakan agak membulat karena selisih antara panjang dan lebar daun kurang dari cm Tjitrosoepomo, 2007. Tepi daunnya berombak repandus karena sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, dan pangkal daunnya berlekuk emarginatus. Tipe pertulangan daunnya menjari palminervis karena pada ujung tangkainya keluar 3 tulang yang memencar. Tekstur permukaan daunnya licin mengkilat nitidus. Tipe daunnya adalah daun majemuk menyirip pinnatus. Daun majemuk adalah daun yang memiliki lebih dari satu helaian daun pada setiap tangkainya. Daun majemuk menyirip pinnatus adalah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun Tjitrosoepomo, 2007. Daging daunnya bertekstur tipis lunak herbaceus. Lilis Sa’adah 72 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Gambar 1. Daun Batang Caulis Rata-rata panjang batang sampel adalah cm dengan batang terpanjang mencapai 70 cm yang terdapat pada sampel A-25 dan batang terpendek tedapat pada sampel A-7 dengan panjang 26,6 cm. Karakter kualitatif batang juga relatif sama. Warnanya hijau, teksturnya agak lunak-agak keras. Tekstur batang agak keras maksudnya adalah batang lunak yang agak keras, tetapi tidak sekeras batang berkayu. Tekstur batang agak lunak maksudnya adalah batang yang tidak terlalu lunak, tapi tidak sekeras tipe pertama agak keras.Tekstur batang yang demikian dapat disebabkan oleh kondisi tanah tempat tumbuhnya, kadar air yang menggenangi, kedalaman akar dan batang yang tertanam dalam tanah, dan usia tumbuhan. Kemungkinan terbesar faktor yang menyebabkan perbedaan tekstur batang pada sampel adalah usia tumbuhan, selain itu setiap batang yang terendam air akan muncul akar dan menjadi individu baru sehingga sulit untuk menentukan umur tumbuhan secara pasti karena tidak ada perlakuan khusus di laboratorium. Gambar 2. Batang dengan akar adventif Jenis batangnya adalah batang basah herbaceus, yaitu batang yang lunak dan berair Tjitrosoepomo, 2007. Bentuk batangnya segi tiga triangularis dan tipe percabangannya monopodial karena batang pokok tampak jelas, lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya. Per-mukaan batang semua sampel adalah licin laevis. Ada atau tidaknya antosianin pada batang terlihat jelas dengan adanya warna ungu pada batang. Semua sampel menunjukkan tidak ada antosianin yang terlihat pada batang. Pigmen tumbuhan ditemukan dalam plastida dan vakuola. Ada bermacam-macam pigmen tumbuhan, salah satunya adalah flavonoid antosianin dan flavon atau flavonol yang biasanya terdapat di vakuola, khususnya pada bunga dan buah dengan berbagai warna Mulyani E. S., 2006. Akar Semua sampel memiliki tipe akar serabut kecil-kecil berbentuk benang. Selada air Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 73 Nasturtium spp. adalah tumbuhan dikotil tetapi akarnya berupa akar serabut karena perkembang-biakannya secara vegetatif. Akar tunggang hanya dijumpai pada tumbuhan yang ditanam dari biji, sedangkan selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang ditanam dari batang yang terdapat akar adventif karena tidak dapat berbunga dan berbiji. Gambar 3. Akar Lahan di Kabupaten Batang terdapat banyak tanah berlumpur, sehingga akarnya panjang dan memiliki banyak akar adventif di nodus batang yang terendam air sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Kesimpulan Karakterisasi morfologi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. dicirikan dengan panjang batang dan tidak adanya antosianin yang tampak pada daun maupun batang. Morfologi bunga, buah, dan biji tidak dapat dikarakterisasi karena selada air yang tumbuh di wilayah ekuator tidak dapat berbunga. DAFTAR PUSTAKA Barker, Daniel J. 2013. Pacific Northwest Aquatic Invasive Species Profile Nasturtium officinale Watercress. Diakses 10 Desember 2014. Elpel, Thomas J. 2010. Botany In A Day; The Pattern Method of Plant Identification 5th ed. HOPS Press. Montana. Hoseini, Hassan Fallah. 2009. The Effect of Nasturtium officinale on Blood Glucose Level in Diabetic Rats. pdf. Diakses 10 Desember 2014. Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Permatasari, E. 2011. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif pada Selada Air Nasturtium officinale L. R. Br.. Skripsi, Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Stephens, James M. 2012. Watercress–Nasturtium officinale R. Br. Diakses 10 Desember 2014. Desy RomadhoniSintesis polimer adalah proses menggabungkan banyak molekul yang dikenal sebagai monomer menjadi rantai kovalen atau jaringan Sulistyawati, 2006. Salah satu polimer adalah polimer superabsorben SAP yang secara efektif dapat menyerap banyak air, larutan garam, juga cairan dengan daya serap mulai 10 hingga 1000 kali dari berat awal juga tidak melepaskan cairan tersebut kembali Astrini et al., 2016. Polimer superabsorben dapat dibuat dari turunan bahan alam seperti pati, selulosa, kolagen, kitosan, gelatin, alginate dan dekstran yang memiliki gugus hidrofilik juga mempunyai daya afinitas yang tinggi terhadap air maupun bahan cairan lainnya Astrini et al., 2016. Imam Safir Alwan NurzaHanjuang Cordyline fruticosa is perennial plant which has function as protective plant and barrier in rice fields or fields. The research purpose was to determine Hanjuang Cordyline fruticosa plant based on morphology and anatomy. The research method used was descriptive qualitative. Samples were taken at Bogor Botanical Gardens. The anatomy Observed under microscope light with magnification 100-400 times. The research resulted that leaves morphology showed pointed apical and base, arrangement pinnate bones, flesh like paper, lanceolate shape, smooth surface, choppy edges, bright purple when exposed to sunlight and purple when is not, and type leaf sheath. Moreover, leaves, stems, and roots have support tissue in form of colenchyma. The anatomy of stem and root showed transport tissue but xylem observed larger than its phloem. Root showed radially shape. Leaves has an actinositic stomata and content ergastic in the form of needle crystals. Leaves could be seen purple in water and changes when to yellow and green after some drops of basic solutions. It showed that Hanjuang Cordyline fruticosa leaves contain anthocyanin but no has not been able to resolve any references for this publication.
cara menanam selada air dari batang